Ini adalah sebuah kisah seorang cewek yang diperkosa atau di gangbang oleh sejumlah preman secara rame-rame. Selengkapnya, simak Cerita Seks ABG berikut ini!Namaku Boneng, pria jelek pengangguran yang sedang ingin menebus dosaku terdahulu. Beberapa bulan sudah aku mengintai Ninis, aku rasa kini ia sudah bisa hidup normal, kembali bersekolah seperti biasanya. Senyum manis nan cerianya pun kini telah aku lihat dari jauh, walaupun aku belum berani mengambil jarak lebih dekat lagi. Aku rasa malam ini terakhir aku membuntutinya, aku yakin dia sudah mandiri. Dan aku bisa melepaskannya. Tidak ada yang perlu aku khawatirkan lagi, saatnya besok aku bisa menata kembali kehidupanku.am 13.30 seharusnya Ninis sudah pulang sekolah, aku menintip dari tembok belakang rumah yang di samping sekolah, memantau ke adaan Ninis setiap hari nya. Ku lihat Ninis keluar dari gerbang sekolah, seperti biasa ia selalu berjalan kaki pulang karena rumahnya tidak begitu jauh dari sekolah. “Sampai jumpa besok ya”, kata Ninis kepada teman-temannya, ia nampak ceria dan mulai meninggalkan sekolah itu. Ku buntuti dia dari belakang, seperti biasa, untuk memastikan keadaannya baik-baik saja. Aku takut gengnya Heru atau pun gengnya Seifer masih akan mengganggunya.
Ninis berhenti sejenak, ku lihat seperti mencurigakan, ia melihat dengan serius dari hp nya, entah ada yang sms atau bbm. Ninis nampak gelisah, aku coba memperhatikannya lebih dekat, Ninis mulai kembali berjalan, namun ke arah yang lain. Tidak seperti biasanya, Ninis berjalan melalui arah lain. Terus ku ikuti hingga aku tahu itu bukan lah arah pulang ke rumahnya. Ninis masuk ke sebuah gedung kosong yang pengerjaannya tidak selesai. Aku terus mengikutinya, entah ada tujuan apa Ninis ke sini.
Naik ke lantai dua, ku coba perhatikan sekitar, sangatlah sepi, namun gedung yang penuh dengan coretan cat semprot ini sepertinya sering digunakan para pengangguran untuk ngumpul. Di lantai dua, ada seorang gadis menunggu, ku intip dari tangga, tidak begitu jelas, dia sendirian menunggu Ninis tiba. Aku coba lebih fokus untuk mendengarkan pembicaraan mereka.
“Jadi lu ya yang namanya Ninis?!”, tanya gadis itu dengan nada yang sedikit keras. “Iya! Jadi apa mau mu?!”, balas Ninis. Gadis itu samar-samar ku lihat sepertinya aku mengenalnya. “Hahaha, mau apa? Seharusnya gue yang tanya lu mau apa?!!!”, bentak gadis itu. “Emang kamu siapa?! Dapat nomor aku dari mana?”, tanya Ninis. “Lu ga perlu tahu!!”, teriak gadis itu lalu menjambak rambut Ninis. Gadis itu menarik rambut Ninis hingga Ninis jatuh tersungkur. “ADUUHHHH”, teriak Ninis kesakitan karena tersungkur di lantai semen yang masih kasar dan penuh debu itu. Debu semen langsung beterbangan.
Gadis itu tidak mau tahu, ia lalu menendang perut Ninis sambil berteriak, “Gue MILA!!!”, ia menegaskan. Aku baru teringat dengan gadis yang masih samar ku lihat itu, dia adalah Mila, tapi buat apa dia menganggu Ninis? Aku bingung apa aku harus menolongnya atau tidak, apa itu urusan pribadi atau apa? Aku tidak lah tahu, atau apa ini ada hubungannya dengan Heru? Aku terpaksa menunggu hingga terjadi sesuatu yang lebih buruk aku baru bisa turun tangan. Aku takut Ninis masih trauma melihatku, sebaiknya aku bersabar untuk menolongnya.
“Lu pikir gue ga tau apa yang lu lakuin?!”, teriak Mila lalu kembali menendang Ninis yang masih tersungkur. Debu beterbangan, Ninis tak sempat berbicara, mencium udara penuh debu itu saja membuat Ninis terbatuk-batuk, tidak ada udara segar ia dapatkan. Seragam sekolahnya pun kotor karena debu. “Gue Mila, pacarnya Heru!”, ia berteriak keras ke arah Ninis. Mila menarik rambut Ninis memaksanya untuk bangkit. “Tadi yang gue kirim, itu foto lu kan sedang tidur dengan Heru?!”, tanya Mila. “Beraninya lu deketi cowok gue, dasar pelacur murahan!!!”, Mila terlihat sangat marah, ia lalu menampak Ninis hingga kembali terjatuh. “Bu.. bukan…”, Ninis mencoba menjelaskan, namun ia kembali ditendang Mila yang sudah dipuncak amarah. Kulihat keadaan Ninis sudah sungguh miris, sekujur tubuhnya penuh debu semen, hingga rambutnya pun sudah memutih ditutupi debu yang tebal dari lantai. Tasnya terlempar hingga terbuka, dan buku-bukunya pun berserakan di lantai yang penuh debu.
Aku tidak bisa tinggal diam, sebaiknya aku menolongnya segera. Aku coba bangkit, namun tiba-tiba ‘BUK’ sesuatu benda yang keras menghantam belakang leherku. Pandanganku langsung gelap, sepertinya aku telah dilumpuhkan dari arah belakang oleh seseorang.
Tamat ...
Baca Juga : Ngentot Memek Istri tetangga Kost
Posting Komentar untuk "Cerita Seks ABG di Gangbang Belasan Preman"