https://www.profitablegatetocontent.com/gpxviw7h3?key=abae7d16f82ade4c24e1d8c804ccb9cd

Perasaan Membara Hasrat Ku Setelah Menerima Perselingkuhan

Perasaan Membara Hasrat Ku Setelah Menerima Perselingkuhan

Cerita Pengen - Geisha Poker - Hot - Selingkuh - Nama ku Jenny, umur ku sekarang sudah menginjak kepala 3, namun sampai saat ini aku belum di karuniai anak selama 6 tahun pernikahan ku dengan Numan, suami ku.

Seminggu yang lalu, Numan, suami ku dan aku datang menghadiri pesta ulang tahun Kristi, istri teman kuliah suami ku.

Suasana terasa santai di iringi alunan musik yang lembut. Kami berkumpul bersama ngobrol-ngobrol sambil minum dan Ali, teman kuliah suami ku sekaligus suami dari Kristi menceritakan bisnisnya sebagai pemilik dealer mobil dan gossip-gossip yang sering terjadi di lingkungan pekerjaannya.

Begitu asyik ngobrol, aku tidak memperhatikan ternyata Numan, suami ku, sudah tidak ada di tempat kami ramai-ramai berkumpul. Aku yang kebetulan kebelet baru menyadarinya saat itu dan aku pun permisi kepada Ali untuk ke belakang.

Saat di kamar mandi buang air, aku seperti mendengar suara desahan dan suara hentakan-hentakan yang ada di sebelah kamar mandi tempat aku berada.

Namun aku tidak mau tahu dan setelah usai buang air, aku pun pergi dan kembali bergabung dengan yang lain. 

Ali duduk menghampiri ku begitu aku kembali dan bertanya "Apa kamu melihat Kristi dengan Numan?".
"Hmm.. Aku gak lihat mereka, aku juga gatau Numan kemana daritadi saat kita asyik ngobrol" Kata ku padanya.
"Hmm.. Perasaan ku gak tenang, sepertinya suami mu dan istri ku sedang berselingkuh. Aku tahu wanita macam apa dia. Ia memang suka sekali berselingkuh, bertelanjang di hadapan orang lain. Kamu tahu nggak, ia baru mau bercinta dengan ku kalau ada yang menonton, bisa jadi mereka sedang berselingkuh karena hanya mereka yang hilang disini".
"Akh masa sih?!" Tanya ku kaget dan kurang percaya ternyata suami ku berselingkuh.
"Ayo deh kita coba cari mereka," ajaknya untuk mencari tahu.
Aku pun ikut penasaran dan mengikuti Ali yang menarik lengan ku sambil memberi isyarat untuk tidak gaduh. Kami pun menuju ke kamar mandi, dan mengarah ketempat suara hentakan desahan tadi yang ku dengar sebelumnya.

Poker Online Indonesia Terbaik

Ternyata pintu suara hentakan tersebut tidak tertutup rapat, aku pun mendorongnya perlahan dan ku saksikan di dalam sana Kristi sedang dalam posisi doggy style dengan Numan. Aku pun terkejut tak mempercayainya.

"Aku minta kalian segera keluar dari rumah ini," kata Ali dengan geram.

Setelah peristiwa itu, Numan dan aku jarang berbicara. Setelah di pikir-pikir benar juga
 kehidupan seks kami memang kurang begitu membahagiakan. Numan adalah tipe lelaki yang egois dan bercinta dengan ku hanya demi kepuasannya sendiri.

Sudah menjadi kebiasaannya selama 6 tahun kami menikah kalau bercinta dengan ku langsung gaya "tembak langsung", tak ada cumbu rayu maupun sentuhan lembut dan mesra. Ia langsung tancap, dua-tiga menit kemudian terkulai lemas dan tertidur meninggalkan diri ku yang gelisah tak terpuaskan. Dan jadinya biasanya setelah bercinta dengannya aku segera pergi ke kamar mandi dan berjuang sendiri untuk mencapai kenikmatan.

Suatu pagi ketika aku masih bermalas-malasan di ranjang, telepon berdering dan ku dengar suara Ali di sana.

"Begini, kurasa kita harus berbicara. Bagaimana kalau nanti siang kamu datang ke kantor ku dan makan siang barengan?" ajak Ali.

Rupanya ia masih mempermasalahkan peristiwa itu. Aku segera mengiyakan dan setuju untuk bertemu dengannya di rumah makan dekat tempat kerjanya.

Ali nampak tegang. Beberapa kali ia meneguk minuman beralkohol. Ia pesan beberapa gelas lagi. Meski sudah cukup banyak, kelihatannya ia masih bisa mengontrol diri. Aku minta supaya dia berhenti minum.
"Aku bisa menenangkan diri setelah peristiwa itu. Kamu pun pasti juga bisa demikian," Kata ku padanya.
"Minum sedikit khan nggak apa-apa. Sekali-kali." Katanya enteng meski wajahnya nampak menegang.

Lalu ia ngoceh kesana-kemari mengenai tingkah laku istrinya yang ternyata selalu berselingkuh, termasuk dengan suami ku. Aku lalu mengutarakan juga permasalahan kehidupan kami. Ku katakan juga padanya bahwa Numan telah bermasalah sejak perkawinan kami.
"Percayalah, aku ini temanmu. Utarakanlah apa yang menjadi uneg-unegmu," usulnya. "Aku tak akan bercerita kepada siapa-siapa".

Ia lalu memesankan minuman untuk ku. Begitu hawa hangat mengalir ke sekujur tubuh, aku seakan lepas dari suatu belenggu. Bibir ku dengan lancar berceloteh tak karuan, menceritakan kehidupan perkawinan kami, termasuk kehidupan seks yang sebelumnya tak pernah ku ungkapkan kepada siapapun juga.

Anehnya aku tak merasa malu atau pun takut menceritakan hal yang paling intim ini kepada dia. Entah karena pengaruh minuman atau rasa percaya ku kepada Ali, yang menurut ku pantas untuk menampung segala kegundahan ku selama ini. Sebaliknya, aku merasa beban yang menyesak di dada ku berkurang. Aku merasa plong. Terbebas dari tekanan.

"Aku mengerti. Dia memang lelaki yang selalu mementingkan diri sendiri. Tak pernah mau tahu masalah orang lain," kata Ali menanggapi keluhan ku.

Tadinya aku berpikir ia akan menertawakan ku atau setidaknya melecehkan ku. Tapi tidak. Ia justru begitu prihatin dan terus-terusan mencoba menghibur ku dengan kata-katanya yang bijak dan penuh kelembutan sehingga aku merasa semakin percaya padanya.

Aku terus mengeluarkan uneg-uneg ku, sampai-sampai aku berani menceritakan bagaimana suami ku di ranjang. "Selama enam tahun pernikahan kami, aku tak pernah merasakan orgasme bercinta dengannya," kata ku tiba-tiba. Aku sendiri heran mengapa ucapan itu sampai meluncur dari mulut ku.

"Apa pernah.. nggh.. kamu berpikiran untuk mencari pria yang dapat memberikan kepuasan pada mu," tiba-tiba Ali bertanya seperti itu.
"Aku yakin, kau dapat dengan mudah mendapatkannya. Kamu juga sangat cantik, sayang aku tidak bertemu dengan mu lebih dulu," lanjutnya entah memuji atau apa.
Aku sendiri terhenyak mendengar ucapannya. Tapi aku tidak marah, malah menanggapinya dengan bercanda pula. "Apa ini sebuah tawaran?" balas ku sambil mengerling padanya.
"Kurasa aku tidak mengada-ada. Kamu bisa membalas dendam perlakuan Numan pada mu dan aku juga bisa melakukan yang sama atas perlakuan Kristi pada ku," balas Ali.

Entah kenapa sebabnya begitu obrolan ini sudah mengarah kepada perselingkuhan, aku jadi semakin berani. Tanpa sadar, ku teguk lagi minuman beralkohol di hadapannya.

"Oopps, jangan banyak-banyak," kata Ali mengingatkan.
"Nggak apa-apa. Aku jadi ingin tahu rasanya yang kuat" balas ku semakin genit.

Aku sendiri kaget dengan ucapanku sendiri. Apa ini karena pengaruh alcohol? Atau..? Akh entahlah.

Rupanya Ali dapat menangkap isyarat dalam ucapan ku.
"Aku memang tak sekuat itu, seperti lelaki-lelaki yang lain saja. 

"Tapi kalau kau ingin yang benar-benar kuat dan jantan, ada teman ku nama nya Bobi. Ia seorang akuntan," kata Ali tanpa tedeng aling-aling, layaknya seorang germo yang tengah menawarkan gigolo kepada wanita kesepian. Seperti diriku?

Sambil meneguk kembali minuman ku aku langsung menjawab, "Kalau begitu langsung kalian berdua saja sekaligus," kata ku tanpa tedeng aling-aling juga.
"Kamu yakin?" Kata Ali setengah percaya.
"Kalau aku sudah memutuskan, apapun ku lakukan. Dengan kalian berdua atau aku mencari yang lain" jawab ku meyakinkan.
"Ok, ok. Aku mau. Tunggu sebentar di sini," kata Ali buru-buru untuk kemudian keluar memanggil temannya.

Ku lihat Bobi ternyata pria yang biasa-biasa saja. Dari penampilannya tidak mengesankan ia adalah seorang pemuas wanita kesepian. Tubuhnya memang kekar. Kuperhatikan otot-otot lengan atasnya menyembul dari balik kemejanya. Ia katanya sering fitness dan bermain bola. Usianya ku taksir sekitar 25 tahunan. Aku agak kecewa juga. Tapi segera ku hilangkan kesan itu. Bisa saja hanya penampilannya saja, aku lihat buktinya nanti saja.
"Halo, sayang. Kenalkan aku Bobi," sapanya penuh percaya diri seakan aku ini pasti menyukainya.

Tangan ku segera menyambut uluran tangannya. Ku rasakan telapak tangan ku tergenggam habis olehnya. Hati ku berdesir membayangkan betapa besarnya bagian yang lain selain tangannya.
"Apakah kalian berdua mampu menangani permasalahan ku?" tanya ku bercanda hanya untuk mengalihkan perasaan ku yang tak menentu akibat perselingkuhan yang ku alami.
"Kuberikan apa yang kamu butuhkan," jawab Bobi meyakinkan.
"Hey, aku dulu. Baru kamu, Bob," protes Ali dengan cepat.
"Aku dengar kamu sampai berkali-kali dengan Hanny katanya. Bisa-bisa aku nggak kebagian nanti.." lanjut Ali.
"Stop, stop," Kata ku menyela. "Apa kalian akan ngobrol di sini terus?" Sepertinya aku yang jadi tak sabaran.
"Ok, kalau begitu kita kerumah ku saja. Dekat dari sini. Dari pada sewa hotel," kata Bobi buru-buru.

Akhirnya kami berangkat ke rumah Bobi. Selama 10 menit dalam perjalanan, hati ku gelisah, deg-degan. Aku tak berani membayangkan apa yang terjadi nanti.

Seumur hidup baru kali ini aku melakukan perselingkuhan. Itu pun baru mau. Semasa gadis pun aku tak pernah berkencan dengan macam-macam lelaki karena begitu pacaran langsung kawin. Aku ini tipe wanita kuno, yang tak pernah mengikuti pergaulan masa kini.

Sesampainya di rumah Bobi.

"Eh, begini. Beri kesempatan aku untuk berpikir," kata ku kepada mereka.
"Kamu nggak batalin, khan," Tanya mereka berbarengan.
"Nggak, nggak. Beri aku waktu sebentar saja hingga merasa nyaman" jawab ku segera.
Ku lihat kamar Bobi besar sekali. Kamar mandi berada di pojoknya. Terdengar alunan lembut suara musik.
"Kamu suka tempat ini?" Tanya Ali persis di belakang ku.
"Suka sekali, tapi beri waktu sebentar biar aku merasa nyaman," kata ku.
"Biar aku saja yang memberikan kenyamanan pada mu," bisik Ali seraya merangkul tubuh ku dari belakang.

Ku rasakan kedua tangan Ali merengkuh diri ku. Satu bergerak ke atas payudara ku dan yang lain melingkar di pinggang ku. Dengan lembut, tangan Ali meremas buah dada ku sementara yang satunya bergerak lincah menarik restluting sehingga blouse ku merosot jatuh ke lantai.

Bibir Ali mencium bibir ku dengan hangat. Lidahnya menjulur mencari-cari lidah ku. Kembali ku rasakan tali kutang ku terlepas dan jatuh mengikuti blouse ku yang sudah berserakan di lantai. Buah dada ku langsung tumpah ke depan karena bebannya yang terlalu berat. Aku paling bangga dengan bentuk buah dada ku yang cukup besar, menggelantung indah. Begitu kenyal, tegak berdiri. Aku selalu rajin merawatnya.

Bibir Ali mulai turun ke arah leher ku, sambil berbisik betapa indahnya bentuk payudara ku. Aku melenguh merasakan sensasi luar biasa dari rayuan mesra dan cumbuan hangat teman sekuliah suami ku ini. Bibir nya terus merambah ke bawah, mengecupi seputar buah dada ku. Aku bagai tersengat listrik kala mulutnya mulai menyedot puting susu ku sambil meremas-remas buah dada ku.

Tangan satunya lagi berusaha memelorotkan celana dalam ku. Mata ku terpejam sambil merasakan hisapan mulutnya pada puting ku satu per satu. Jemari tangannya tidak tinggal diam. Bergerak lembut ke atas perut, terus turun ke selangkangan. Mengelus-elus lembut bulu-blu lebat kemaluan ku. Lalu ujung jarinya mulai menyentuh kelentit yang berada di atas bibir kemaluan ku. Nafas ku tersengal-sengal, apalagi ia mulai merekahkan bibir kemaluan ku yang sudah mulai basah.

"Ayo cepat! Aku nggak tahan lagi," pinta ku dengan suara serak berharap-harap.
"Nggak perlu buru-buru. Lebih lama lebih enak," bisik Ali kembali.

Ku rasakan bibir Ali bergerak turun, menciumi perut ku. Lalu lidahnya terasa menjentik-jentik kelentit ku sementara mulutnya mengemot seluruh kemaluan ku. Aku merasakan cairan hangat mulai membasahi memek ku, mengalir ke bawah. Pinggul ku bergoyang liar mengikuti irama cumbuan Ali di selangkangan ku. 

Mencari-cari kenikmatan yang begitu ku dambakan sejak dahulu.
"Oohh, sekarang! Masukin cepaatt!" pekik ku tak kuat menahan siksaan ini.

Kali ini Ali mau mendengarkan permintaan ku. Ia bangkit berdiri sejajar dengan ku. Kedua kaki ku di bukanya lebar-lebar. Ku rasakan batang kontolnya menggesek paha ku. Pantat ku mengayun ke belakang mencari-cari batangnya.

"Tenang saja. Nggak akan kemana-mana kok," kata Ali yang membuat ku semakin tersiksa.

Ali menggesek-gesekkan ujung kontolnya di sepanjang bibir memek ku. Sepertinya ia ingin melicinkan jalan masuk. Lalu ku rasakan kepalanya di tekan dan sedikit demi sedikit mulai melesak ke dalam liang ku. Aku jadi tak sabaran. Sekuat tenaga ku dorong pantat ku ke belakang sambil menarik pantatnya sehingga tak ayal lagi batang kontol Ali langsung terbenam seluruhnya, sampai-sampai ku rasakan buah pelernya menampar buah pantat ku.

Kedua tangannya mencengkeram pinggul ku, menahan tubuh ku sebentar dan kemudian menidurkan ku di ranjang dengan posisi tengkurap, sementara pantat ku terangkat ke atas. Kepala kontolnya masih terbenam dalam liang ku. Ia mulai bergerak kembali. Kontolnya menusuk-nusuk, keluar masuk liang ku. Bergerak cepat sekali sampai-sampai aku mulai merasakan desiran kuat dari dalam diriku. Pinggul ku bergerak liar mengikuti irama gerakannya dan mencari kepuasan yang belum pernah ku rasakan dari seorang lelaki.

Keliaran gerakan ku membuat Ali tak sanggup menandingi dan tak mampu bertahan lebih lama lagi. Tiba-tiba saja ku rasakan semburan kencang cairan hangat berkali-kali menyirami seluruh liang memek ku. Ali memang tidak dapat disalahkan. Ia sudah berusaha sekuat mungkin untuk memuaskan ku.

Ali langsung tergolek lemas di atas tubuh ku, sementara aku berkutat sendiri dalam kekecewaan. Kemudian Ali menggulirkan tubuhnya dari atas ku. Kontolnya tampak sudah lemas namun masih mengeluarkan sisa-sisa spermanya, mengalir menelusuri lembah di antara buah pantat ku dan berjatuhan ke atas ranjang.
"Maafkan aku, tadinya ku berharap bisa membawamu ke puncak kenikmatan".
"Untung ada saya," tiba-tiba terdengar suara Bobi dari belakang Ali.

Aku melirik ke atas dan mata ku langsung terpana ke arah selangkangannya.

Hampir-hampir aku tak percaya dengan mata ku sendiri. Aku segera membalikkan tubuh ku hingga terlentang agar bisa memandang dengan jelas batang kontol miliknya yang luar biasa. 

Jarang-jarang ada lelaki yang memiliki kontol sepanjang itu, jerit ku dalam hati. Dengan refleks, kedua tangan ku menutupi selangkangan ku. Oh tak mungkin, bisa robek liang ku nantinya. Ah jangan! Jerit ku dalam hati.
"Jangan dekat-dekat! Pergi sana.. nggak mungkin.. oh aku tak sanggup," pekik ku panik melihat batang yang ia acungkan ke arah ku.

Panjangnya sampai ke atas perut. Lingkarannya saja demikian besar, sampai-sampai tangan Bobi sendiri tidak bisa memegang seluruhnya. Kedua buah pelernya menggelantung seperti buah kelapa kecil. Moncong kepalanya nampak mengkilat, membuat batang itu tampak semakin besar.

Bobi tersenyum bangga melihat diri ku yang ketakutan oleh "Pistol" miliknya.
"Kelihatannya ia takut., Al. Dia nggak tahu kalau lubangnya itu elastis. Pasti muat," kata Bobi kepada Ali.
"Lagi pula aku sudah siapkan ini".

Bobi mengeluarkan sebuah tube berisi jelly pelicin dan mengusapkannya ke seluruh batang kontolnya.
"Hati-hati, Bob. Jangan sampai menyakitinya," kata Ali dengan perasaan iri melihat kejantanan temannya itu.
"Tenang saja. Kita cari jalan yang mudah, biar dia sendiri yang datang pada ku, akan ku puaskan dia pasti" kata Bobi seraya berbaring di ranjang.

Batang kontolnya dia acungkan ke atas sambil menambah jelly hingga benar-benar licin. Benar juga, pikir ku. Kalau aku di atas dapat mengontrol sesuka ku. Jelly itu pasti membantu banyak, lagipula bila sakit, tinggal lepaskan saja. Dengan malu-malu, ku sentuh batang itu.

Kontol Bobi langsung bereaksi begitu terkena sentuhan tangan ku. Telapak tangan ku tak mampu memegang seluruh batangnya. Ku kocok perlahan, naik turun. Nampak cairannya mulai menetes dari ujung kepalanya. Aku coba untuk menciumnya. Terasa asin namun memberikan rangsangan yang luar biasa. Aku jadi penasaran.

Kemudian aku naik ke atas ranjang dengan posisi jongkok mengangkanginya. Batang kontolnya menempel di atas perut ku. Posisinya masih terlalu tinggi. Aku jadi berpikir, batang sepanjang ini mana bisa masuk. Untunglah Ali datang membantu. Ia angkat tubuh ku, lalu menurunkannya ketika batang Bobi sudah tepat berada di antara liang memek ku. Bobi ikut membantu dengan membuka bibir meme kku lebar-lebar.

"Turunkan. Pelan-pelan..", katanya kepada Ali.
Liang memek ku sudah terbuka lebar-lebar. Tubuh ku turun perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit ujung kontolnya mulai melesak ke dalam. Terasa batang mirip pemukul base ball ini di jejalkan secara paksa. Aku mencoba mengangkangkan kedua kaki ku selebar-lebarnya. Aku melenguh merasa kesakitan. Tetapi nampaknya aku tak perduli dengan rasa sakit ini dan membiarkan tiang pancang itu terus terbenam.

"Aduuhh.. jangaan.. nggak bisaa!".

Ali terus menekan tubuh ku ke bawah. Aku memekik kesakitan. Liang memek ku serasa di belah, di buka lebar-lebar menyambut tusukan batang itu. Rahang ku serasa kaku dan mata ku terpejam rapat-rapat. Sementara Ali terus menekan tubuh ku hingga akhirnya terdengar ia tertawa senang.

"Yaa.. udah masuk semuanya," teriaknya girang sambil melepaskan tekanan tangannya pada tubuh ku.

Ku buka mata ku dan melirik ke bawah. Ku lihat batang besar itu sudah menancap habis. Liang memek ku sepertinya sudah habis batas bukaannya. Ujung moncongnya sampai terasa ke ulu hati, memenuhi seluruh rongga rahim ku. Aku yakin kedua lelaki itu pasti melihat bagaimana ekspresi wajah ku ketika ku lihat liang memek ku di sumpal benda raksasa. Tadinya aku khawatir menemukan cucuran darah akibat tusukan benda itu.

Bobi nampak terlihat santai. Kedua tangannya diletakan di belakang kepalanya seperti bantal dan tersenyum kepada ku seakan terhibur. Aku mulai terbiasa dengan keberadaan benda besar di dalam diri ku, meski dengan susah payah.
"Ouhh.. oh.. oohh..", aku melenguh tak henti-hentinya setiap kali batang Bobi bergerak keluar masuk.
Tubuh ku bergerak naik sampai batas kepala kontolnya. Ku lihat ke bawah jauh sekali jaraknya. Aku tak bisa membayangkan berapa senti panjang kontol milik Bobi ini. Lalu tubuh ku turun perlahan sampai semuanya terbenam dan begitu seterusnya dengan kecepatan semakin lama semakin cepat.

"Ayo goyang terus!" teriak Bobi dari bawah sana.

Pantat ku turun naik dan bergoyang-goyang mengimbangi tusukannya. Pengalaman yang luar biasa ini memberikan kenikmatan yang lain dari pada yang lain. Rasanya aku tak mampu bertahan lebih lama lagi. Tangan Bobi meremas-remas buah dada ku dan menciuminya. Menyedot habis puting ku. Aku tepaksa merebahkan tubuh ku di atasnya karena lemas terus-terusan berjongkok. Ku rasakan bibirnya menciumi seluruh wajah dan tubuh ku. Batangnya yang keras bagai besi baja itu menggesek habis seluruh dinding liang memek ku. Aku menggerinjal saking nikmatnya.

Baru kali ini aku merasakan nikmatnya bersetubuh selama 6 tahun menikah. Rasanya aku menjadi kaku oleh sensasi-sensai luar biasa yang menggerayang ke sekujur tubuh ku. Mendadak semuanya menjadi kabur, aku sudah tak tahu lagi berada di mana sampai akhirnya ku rasakan ledakan-ledakan beruntun dari dalam tubuh ku. 

Oh sungguh luar biasa! Ledakan itu terus berlangsung. Aku mencapai puncak kenikmatan untuk pertama kalinya dalam bercinta. Rasanya jauh sekali bila dibandingkan dengan permainan tangan ku sendiri saat bermasturbasi.

Setelah itu aku berganti posisi telentang dan Bobi berada di atas ku. Ali juga kembali mencium, menjilati dan menghisap-hisap payudara ku, aku pun meraba-raba kembali kontolnya agar dia bisa bernafsu lagi.

Setelah 10 menit seperti itu, Bobi mempercepat pompaan nya dari atas sangat cepat hingga aku kembali mencapai kenikmatan. Ali yang sudah kembali bernafsu lagi telentang dan aku kembali memasukkan kemaluan ku ke kontolnya. Sambil terus memompa, aku dan Ali saling berciuman.

Dan tiba2 dari belakang Bobi mengorek-orek lubang pantat ku, ku rasa kan seperti ia ingin memasukkan kontolnya ke lubang pantat ku. Aku pun takut dan ingin berdiri mengelak, namun ternyata Ali memeluk ku dengan kuat sehingga aku tidak bisa melarikan diri dari pelukannya.

"Tenang saja, ikuti saja, kamu pasti akan terpuaskan, tenang saja" Bujuk Ali kepada ku.

Namun aku tetap merasakan ketakutan.

"Aduhh,, sempit banget, tapi bisa sihh, setelah masuk akan puas kok" Kata Bobi.

Bobi terus mencoba memasukkan kontolnya ke lubang pantat ku, aku hanya bisa pasrah dan menahan sakit saat kontolnya sudah mulai sedikit demi sedikit masuk ke lubang pantat ku.

"Aaaahhhhh......aaahhccccchhh......" teriak ku.

Akhirnya kontol Bobi sudah menancap ke lubang pantat ku, dan sekarang aku dalam kondisi kedua lubang ku di pompa oleh mereka berdua.

"Occhhh.....AAccchhhhhh...aaahhhhh.." Aku merintih sakit bercampur nikmat.

Lima menit setelah mereka saling memompa lubang kemaluan ku dan lubang pantat ku, aku pun kembali orgasme. Sensasi itu semakin bertambah saat tubuh Bobi mengejang. Ku rasakan batangnya semakin mengeras dan membesar.


Dan setelah itu ku rasakan semburan kencang cairan hangat menyirami seluruh rongga kemaluan ku dan lubang pantat ku. Rasanya aku benar-benar seperti orang gila dengan sensasi ini.

Aku terkulai lemas tak berdaya. Mata ku terpejam erat mulai merebah telentang di sebelah Ali. Hati ku benar-benar merasakan puncak kepuasan yang luar biasa.

Kami terkulai lemas di atas ranjang dengan posisi aku di tengah mereka berdua. Dalam hati aku juga berterima kasih kepada mereka berdua yang telah memberikan pengalaman baru yang sangat ekstrem dalam hidup ku.

Ternyata masih ada kenikmatan di luar sana seperti ini, pikir ku dalam hati ketika sudah berada di rumah.

Ku lihat di samping, Numan, suami ku, sudah tergolek tidur pulas, sementara aku tengah berpikir apa besok lagi aku bisa bertemu Ali dan Bobi lagi untuk memuaskan diri ku kembali.

Posting Komentar untuk "Perasaan Membara Hasrat Ku Setelah Menerima Perselingkuhan"