Cerita Pengen - Geisha Poker - Hot - Selingkuh - Tante - Nama ku Sony, umur 21 tahun-an, saat itu, aku sedang berdiri sendirian di depan ekskalator, di lantai 2 Dieng Plaza Malang.
Selama di situ, aku lagi mikir mau kemana soalnya batal ketemuan sama teman ku, karena dia ada urusan mendadak. Sambil mikir dan lihatin orang-orang lewat di depan ku. Tiba-tiba ada cewek menghampiri ku sambil membawa barang belanjaannya.
Aku taksir umurnya sekitar 30-an deh, berkulit putih dan wajahnya cantik banget masih tampak muda juga sperti bintang film. Apalagi dengan dandanannya yang natural dan rambutnya yang tergerai.., cakep banget deh! Bodinya juga seksi banget. Pake duster gitu warna putih yang sangat seksih sampai-sampai kelihatan atasan payudaranya. Aku terpesona banget lihatnya, tapi aku juga takut dia marah kalau lihat mengarah sana.
Aku taksir umurnya sekitar 30-an deh, berkulit putih dan wajahnya cantik banget masih tampak muda juga sperti bintang film. Apalagi dengan dandanannya yang natural dan rambutnya yang tergerai.., cakep banget deh! Bodinya juga seksi banget. Pake duster gitu warna putih yang sangat seksih sampai-sampai kelihatan atasan payudaranya. Aku terpesona banget lihatnya, tapi aku juga takut dia marah kalau lihat mengarah sana.
Tiba-tiba.. dia nepuk pundak ku sambil bertanya, “Maaf, dek, kalau ‘pasar ikan’ adanya dimana ya..?”.
Aku berusaha menutupi kekagetan ku dan berusaha menjawab sesantai mungkin,”Ahh.., Tante.. hahah.. di sini mana ada yang jual ikan, Tan. Adanya di pasar besar, Tan” Jawab ku dengan ramah.
“Oh, gitu ya..” katanya sambil mikir.
Itulah awal pembicaraan kami rupanya dia tadi hanya memancing ku aja, sampai akhirnya kenalan dan ngobrol di North-South.
Namanya Tante Juliet, umur 31 tahun, mantan gadis sampul yang bersuami seorang pengusaha.
Kebetulan suaminya lagi tugas 1 bulan ke Liverpool Inggris, jadi dia jalan-jalan sendirian dan masih belum punya anak, karena suaminya menderita impoten.
Setelah ngobrol selama 1 jam an sambil makan di cafe. Lalu, aku di ajaknya ke rumahnya. Dia mengendarai mobil mewahnya BMW Sport 1 pintu. Setelah sampai di rumahnya, rumahnya besar banget padahal aku baru melihatnya dari depan saja.
Setelah di klakson sama dia, seorang satpam membuka pintu pagar. Sebelumnya, Tante Juliet sudah bilang, “Kalau ada pembantu saya, kamu bilang aja saudara dari suami ku, ya..?”.
Sambil berakting layaknya bintang sinetron, Tante Juliet memperkenalkan aku sebagai saudara suaminya pada pembantunya. Dan lalu menyuruhnya untuk masak-masak buat makan malam.
“Ayo masuk Son..? Duduk-duduk saja dulu sebentar di dalem.. ya.. Aku mau ganti baju dulu..” Katanya setelah pembantunya itu pergi ke dapur.
“Eee.. Tan.. kamar kecilnya dimana ya..?” Tanya ku.
“Ayo deh, Tante tunjukin..” Katanya sambil menggandeng tangan ku.
Setelah ngobrol selama 1 jam an sambil makan di cafe. Lalu, aku di ajaknya ke rumahnya. Dia mengendarai mobil mewahnya BMW Sport 1 pintu. Setelah sampai di rumahnya, rumahnya besar banget padahal aku baru melihatnya dari depan saja.
Setelah di klakson sama dia, seorang satpam membuka pintu pagar. Sebelumnya, Tante Juliet sudah bilang, “Kalau ada pembantu saya, kamu bilang aja saudara dari suami ku, ya..?”.
Sambil berakting layaknya bintang sinetron, Tante Juliet memperkenalkan aku sebagai saudara suaminya pada pembantunya. Dan lalu menyuruhnya untuk masak-masak buat makan malam.
“Ayo masuk Son..? Duduk-duduk saja dulu sebentar di dalem.. ya.. Aku mau ganti baju dulu..” Katanya setelah pembantunya itu pergi ke dapur.
“Eee.. Tan.. kamar kecilnya dimana ya..?” Tanya ku.
“Ayo deh, Tante tunjukin..” Katanya sambil menggandeng tangan ku.
Sampai akhirnya tiba di kamar mandi. Tapi aku di bawanya ke kamar yang ada kamar mandinya, deh.
“Tuh kamar mandinya di sana..” Katanya sambil menunjuk ke pintu di ujung kamar.
“Tuh kamar mandinya di sana..” Katanya sambil menunjuk ke pintu di ujung kamar.
Aku pun langsung ke sana dan ketika mau menutup pintu, Tante Juliet tiba-tiba menahan pintu dari luar kamar mandi sambil berkata dengan genit, “Jangan lama-lama ya, Son..!” Terus di tutup deh pintunya sama dia.

Pas lagi pipis, mata ku tiba-tiba tertuju pada sebuah benda panjang yang berada di balik botol-botol sabun.
Ketika ku ambil.., ternyata penis plastik yang berwarna hitam..!
Lalu.. Secara diam-diam Tante Juliet masuk ke kamar mandi. Aku pun kaget dan tiba-tiba aku di peluk dari belakang secara lembut. Tangan kiri Tante Juliet meraih tangan ku yang lagi memegang penis tiruan itu, sedangkan tangan kanannya meremas kontol ku.
“Ini mainan aku, Son, kalau lagi kesepian..” Bisiknya tepat di telinga ku.
“Ini mainan aku, Son, kalau lagi kesepian..” Bisiknya tepat di telinga ku.
Aku terdiam seperti patung, keringat mengucur dengan deras sekali..
“Tapi jauh lebih enak kalau pake yang asli, Son..” desahnya.
Aku benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa ketika dia mulai menjilat leher sekitar telinga. Rasanya geli-geli enak dan aku benar-benar tersihir. Sambil terus menjilat dia berusaha melepaskan celana ku dari belakang.
“Hhh.., jangan Tante..!” aku berusaha memperngatinya.“Tapi.. kenapa Son..? Hhhmm slurp.. slurp.., nggak suka ya..?” desisnya sambil tetap mencium dan menjilati leher ku.
“Hhh.., Sony masih perjaka, Tan..!” Kata ku.
“Ahh.. masak sih.. kalau gitu ntar Tante ajarin deh.. enak kok, Son.. mau ya Son..?” Katanya.
“Tapi Tannn.. tt..” Teriak ku.
“Ayo ikut ke kamar Tante aja ya.. biar lebih enak..” Katanya sambil menarik lengan ku.
Aku benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa ketika dia mulai menjilat leher sekitar telinga. Rasanya geli-geli enak dan aku benar-benar tersihir. Sambil terus menjilat dia berusaha melepaskan celana ku dari belakang.
“Hhh.., jangan Tante..!” aku berusaha memperngatinya.“Tapi.. kenapa Son..? Hhhmm slurp.. slurp.., nggak suka ya..?” desisnya sambil tetap mencium dan menjilati leher ku.
“Hhh.., Sony masih perjaka, Tan..!” Kata ku.
“Ahh.. masak sih.. kalau gitu ntar Tante ajarin deh.. enak kok, Son.. mau ya Son..?” Katanya.
“Tapi Tannn.. tt..” Teriak ku.
“Ayo ikut ke kamar Tante aja ya.. biar lebih enak..” Katanya sambil menarik lengan ku.
Dia menuntun ku keluar kamar mandi sampai ke pinggir ranjang, Tante langsung memagut mulut ku dengan ganas.
Lidahnya meliuk-liuk mencari-cari lidah ku, sementara tangannya kembali berusaha membuka celana ku. Aku yang sudah pasrah dan bingung-bingung enak, mengikuti arahan dari dirinya.
Setelah celana ku sudah terlepas semua, ciumannya beralih ke leher, ke dada, perut, dan akhirnya ke penis ku. Dia mengurut penis ku pelan-pelan, “Woowww.. ehhmmm.. ohh..?” desah ku.
“Kamu tetap berdiri, ya Son.. jangan rebah..!” pintanya sambil tersenyum manis.
Aku mengangguk saja.
“Kontol kamu.. Sonn.. enak banget.. hhmm..!”
Tiba-tiba dia langsung menghisap penis ku, bahkan mengocok-ngocok di mulutnya.
“Ohh..?” desah ku keenakan.
“Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh.. slurp.. slurp..!”
“Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh.. slurp.. slurp..!”
Kadang-kadang dia sengaja mengguncang-guncang penis ku ke kiri ke kanan dengan mulutnya.
“Aahh.. jangan kenceng-kenceng dong, Mbak..!” Kata ku saat dia menghisap dengan bernafsu.
“Aahh.. jangan kenceng-kenceng dong, Mbak..!” Kata ku saat dia menghisap dengan bernafsu.
Dia hanya tersenyum, lalu meneruskan kegiatannya. Hisap.. lepas.. hisap.. lepas.., terus sampai akhirnya dia seperti kelelahan.
“Hmm.., kontol kamu enak banget Son..” Katanya sambil menjilat bibirnya yang penuh lendir.
Kelihatan sekali dari sorot matanya yang liar kalau dia sudah sangat horny.
“Udah lama saya nggak ngisap kontol seenak ini, Son..”
Kembali dia menjilat kemaluan ku dengan lidah meliuk-liuk seperti lidah ular. Kali ini jilatannya naik ke atas, sambil tangannya membuka T-shirt-ku.
Dia juga ikutan melepas tali duster-nya dan dusternya pun melorot turun dan terlepas. Dan ohh.. Ku lihat lah susunya yang indah itu. Ternyata Tante Juliet tidak memakai BH. Sekarang hanya sisa CD-nya aja yang masih ia pakai, kalau aku sudah dalam kondisi bugil total.
“Ayo, hisap dong tetek ku Son..” Mintanya kepada ku.
“Ayo, hisap dong tetek ku Son..” Mintanya kepada ku.
Gairah ku pun mencapai puncaknya karena di berikan kunci gas, langsung saja ku lumat payudara yang bulat itu dengan bernapsu.
Ku lumat bergantian dari yang kiri ke kanan sambil kuremas-remas bergantian.
Tante mengerang dan menjatuhkan diri ke ranjang. Dan aku terus melumat terus payudaranya. Enakk banget, baru rasain dan enak banget.
“Aahh.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kuat.. Son.. hh.., hiissaapp.. putingnya oohh.. oohh..!” Desahnya.
Aku dengan semangat menghisap sesuai perintahnya. Sesaat ku gigit-gigit juga putingnya.
“Aaahh.. Sonn..! Hhh.. ahhh... sss.. sstt.. ahhhh.... aawhh..!” jeritnya sambil menggelinjang.
Tangan Tante lalu mengarahkan tangan kanan ku ke memeknya yang masih tertutup CD dan dia menggerakkan tangan ku seperti menggosok-gosok memeknya dari luar CD-nya.
Ku tekan-tekan dan ku gesek-gesek memeknya dari luar CD-nya dengan tangan kanan ku mengikuti arah tangan Tante sambil terus menghisap dan memainkan payudara Tante.
Setelah itu, Tante melepaskan mulut ku dari payudaranya, Tante melepaskan CD-nya sambil masih terlentang dan dia menyuruh ku untuk menjilati memeknya.
Aku terpukau melihatnya karena baru saat itu lah pertama kalinya aku melihat memek seorang wanita.
Memeknya WAW, merah-merah gitu dan langsung saja ku dengan pelan-pelan ku dekatkan wajah ku ke memek Tante dan mulut ku ku mainkan di memeknya.
Tercium semerbak wangi memeknya yang benar-benar membuat ku terangsang. Tampak tetesan lendir di lubang memeknya.
“Hm.., wangi sekali, Tan. Sony suka baunya..” Kata ku.
“Kamu suka bau memek ku, Son..?” Katanya manja.
“Ya, Tan, memek Tante, Sony suka..”.
“Ya, Tan, memek Tante, Sony suka..”.
Wajah ku di gosoknya terus dengan memeknya dan lidah ku terus memainkan memeknya. Tante mengerang, menjerit, melolong, bahkan kadang kepala ku di jepit dengan kedua pahanya yang putih mulus itu.
“Ahh.. ohh.. oohh.. Tante mau keluaarr.. Sonnyy.. ohh.. ohh..” Desahnya.
Saat dia menjerit-jerit bergelinjang, langung ku hentikan jilatan ku dan berdiri.
“Tante.. kamu nggak pa-pa kan..?” Kata ku bingung.
“Laahh..? Lho..? Koq.. Kenapa berenti sih Son..?” setengah menjerit, lalu celingukan mencari ku.
Setelah melihat ku berdiri bingung, Tante menggeram.
“Kamu.. kok berentii sih, Son..!”
“Kamu.. kok berentii sih, Son..!”
“Tapi, Tante kan tadi menjerit.. Sony takut Tante kenapa-kenapa soalnya kayak kesakitan..” Kata ku.
“Aduh.. kamu kok culun amat sih,, Son.. dasar perjaka.. Sini-sini...” Pintanya manja.
Untung di luar masih hujan besar. Jadi jeritannya tertutup dengan suara hujan.
Karena aku bingung dan berdiri diam saja, terus Tante langsung berusaha meraih ku. Namun saat itu aku berkelit karena ketakutan. Aku pun berusaha menghindar dari raihannya. Tapi dia terus mengejar ku.
Kami berdua seperti penjahat dengan korbannya yang lagi main kejar-kejaran. Karena kelelahan, aku pun berhasil di tangkapnya.
Karena aku bingung dan berdiri diam saja, terus Tante langsung berusaha meraih ku. Namun saat itu aku berkelit karena ketakutan. Aku pun berusaha menghindar dari raihannya. Tapi dia terus mengejar ku.
Kami berdua seperti penjahat dengan korbannya yang lagi main kejar-kejaran. Karena kelelahan, aku pun berhasil di tangkapnya.
Aku terduduk di kursi sofanya dan tanpa basa-basi lagi, Tante langsung duduk di paha ku berhadapan dengan ku. Bulu kemaluannya terasa lembut menyentuh paha ku, sedangkan batang kemaluan ku merapat di perutnya.
“Mau kemana kamuu, Sonyy..?..!” Geramnya sambil menggesek-gesekkan puting susunya ke puting ku, rasanya enak banget.
“Mau kemana kamuu, Sonyy..?..!” Geramnya sambil menggesek-gesekkan puting susunya ke puting ku, rasanya enak banget.
“Orang Tante tadi itu sudah mau ‘keluar’ koq kamu mana berenti..sichhh..? Itu tadi lagi di puncak enaknya, Sony sayangg..! Bukan sakit seperti sakit yang kamu pikirin, Sony sayangg..” Jelasnya dia kepada ku.
“Ehmm.. Maaf Tante,, Sony gatau..” kata ku dengan wajah menunduk.
Lalu Tante menaikan kepala ku dan langsung di lumatnya bibir ku dengan ganas. Ku balas juga dengan ganas untuk cara ku membalas maaf darinya.
Lalu Tante menaikan kepala ku dan langsung di lumatnya bibir ku dengan ganas. Ku balas juga dengan ganas untuk cara ku membalas maaf darinya.
Tante memeluk ku dengan erat sambil menggesek naik turun kemaluannya ke kontol ku. Kemudian dia menghentikan pagutannya, lalu tersenyum mengejek ku.
“Kamu udah bikin Tante geramm, kamu harus Tante hukum..” Katanya.
“Di hukum apa, Tantee..?” Kata ku semakin bingung.
“Hukumannya ini, Son..” Lalu Tante meraih kontol ku dan langsung di masukkan ke memeknya, “Ngentotin sampai aku puaass.. oohh..!” Gerangnya.
Lalu, Tante langsung menggenjot kontol ku naik turun naik turun. Aduh, rasanya benar-benar nikmat nggak tahu lagi cara jelasinnya, ternyata enak banget ngesex itu. Sambil terus menggenjot, terpampang payudara indah Tante yang terguncang-guncang. Aku pun mencoba untuk menjilat dan menghisapnya kembali.
“Ahh.. oohh.., kontol kamu.. enak, Son.. sstt.. ahh.. sst.. ahh..” desahnya sambil naik turun.
“Kamu udah bikin Tante geramm, kamu harus Tante hukum..” Katanya.
“Di hukum apa, Tantee..?” Kata ku semakin bingung.
“Hukumannya ini, Son..” Lalu Tante meraih kontol ku dan langsung di masukkan ke memeknya, “Ngentotin sampai aku puaass.. oohh..!” Gerangnya.
Lalu, Tante langsung menggenjot kontol ku naik turun naik turun. Aduh, rasanya benar-benar nikmat nggak tahu lagi cara jelasinnya, ternyata enak banget ngesex itu. Sambil terus menggenjot, terpampang payudara indah Tante yang terguncang-guncang. Aku pun mencoba untuk menjilat dan menghisapnya kembali.
“Ahh.. oohh.., kontol kamu.. enak, Son.. sstt.. ahh.. sst.. ahh..” desahnya sambil naik turun.
Aku tidak dapat menjawab, soalnya lagi asyik melumat teteknya. Tangan ku mengelus-elus sekitar pantat semoknya sampai belakang memeknya, biar dia benar-benar puas.
“Ah.. ah.. terus Son..! Jangan berhenti sayangg..! Tantee suka ngentot sama kamu.. hh enak.. ohh.. ahh..!” Jeritnya.
Kadang aku sentak juga dari bawah dan Tante senang sekali kalau sudah begitu.
“Sentak lagi.. oohh.. Aaa..! Iya.. iya.. gitu.. lagi.. lagii.. oohh..!”
Lagi asyik-asyiknya dia menggenjot kontol ku, tiba-tiba aku berdiri sambil membopongnya. Lalu aku jalan-jalan keliling kamar sambil tetap dia mengocok kontol ku dengan memeknya yang luar biasa.
Sebagai ganti sentakan yang dia suka, aku jalannya kadang seperti orang melompat. Kan jadi sama nyentaknya. Tapi itu tidak dapat lama-lama, karena badannya lumayan berat. Jadi aku balik ke ranjang. Ku rebahkan dia.
“Kamu di bawah ya, say..! Jul suka di atas.. ss..” Mintanya menggoda.
“Kamu di bawah ya, say..! Jul suka di atas.. ss..” Mintanya menggoda.
Aku pun menurutinya, aku yang berada di bawah, dan Tante di atas ku, kami kembali memompa.
Kadang pompaannya benar-benar maut, sampai menyentak kepalanya ke belakang. Atau kadang sambil meremas payudaranya, seperti di film-film Vivid. Atau dengan merebahkan kepalanya di dada ku. Sambil terus mengocok, dia berkata-kata kenikmatan.
“Hhmm.., ohh.. yess.. memek..ku.. ahh.. hhmm.. enak.. Tante.. sukka.. kontol kamu.. Son.. oohh..” desahnya manja.
“Hhmm.., ohh.. yess.. memek..ku.. ahh.. hhmm.. enak.. Tante.. sukka.. kontol kamu.. Son.. oohh..” desahnya manja.
”Sony juga suka memek Tante.. ohh..” desah ku.
10 menit kemudian, aku merasa seperti akan pipis, karena kontol ku sudah berdenyut. Rupanya Juliet juga begitu. Dinding memeknya mulai bergetar dan sudah basah sekali. Genjotannya pun sudah mulai mengganas dan semakin cepat.
“Oohh.. Tantee.. Sony mau.. pipis..” Kata ku.
“Tante.. juga, Son.. Tante mau keluar.. tahan yah.. Son, kita barengan ya.. Son..!” Desahnya.
10 menit kemudian, aku merasa seperti akan pipis, karena kontol ku sudah berdenyut. Rupanya Juliet juga begitu. Dinding memeknya mulai bergetar dan sudah basah sekali. Genjotannya pun sudah mulai mengganas dan semakin cepat.
“Oohh.. Tantee.. Sony mau.. pipis..” Kata ku.
“Tante.. juga, Son.. Tante mau keluar.. tahan yah.. Son, kita barengan ya.. Son..!” Desahnya.
Lalu, Tante sudah semakin tegang, makin erat memeluk ku.
“Auh.. Aku datang sayangg.. ohh.. ahh.. ahh..!” Jeritnya, makin lama makin keras.
“Teruss.., Son.. teruss.. aku.. ohh.. ahh.. Tantee keluarr..”
“Auh.. Aku datang sayangg.. ohh.. ahh.. ahh..!” Jeritnya, makin lama makin keras.
“Teruss.., Son.. teruss.. aku.. ohh.. ahh.. Tantee keluarr..”
Dia menjerit dan menghentak-hentak dengan ganasnya. Saat itu, otot memeknya betul-betul tegang dan memerah batang kontol ku. Dia menyemprotkan banyak sekali cairan.. Lalu,
“Tant.. Sony mau pipis juga.. aahh..!” Desah ku.
“Pipiskan aja di dalam Son.. jangan di lepass..yaa sayangg.. aa..!”
“Crot.. crot.. crot..!” cairan ku muncrat di dalam memeknya.
Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi, hanya bisa menerawang ke langit-langit. Menikmati orgasme. Masih ada beberapa hentakan lagi, sebelum akhirnya Tante terkulai lemas di dada ku. Rambutnya yang indah itu menghampar bebas, dan langsung ku belai.
“Son.., makasih ya..sayangg.., kamu udah kasih kepuasan sama Tante yang sudah lama Tante belum dapetin lagi...” katanya sambil mencium bibir ku dengan lembut.
“Yaa, Tante, Sony juga merasa enak..” Jawab ku.
“Tante suka deh sama kamu. Sony harus sering datang kesini yaa.. nanti minta kontak Sony, jadi kita bisa saling enak lagi setiap waktu Tante mau.. ya sayang..” Katanya.
“Okee, Tantee..” Jawab ku.
“Tant.. Sony mau pipis juga.. aahh..!” Desah ku.
“Pipiskan aja di dalam Son.. jangan di lepass..yaa sayangg.. aa..!”
“Crot.. crot.. crot..!” cairan ku muncrat di dalam memeknya.
Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi, hanya bisa menerawang ke langit-langit. Menikmati orgasme. Masih ada beberapa hentakan lagi, sebelum akhirnya Tante terkulai lemas di dada ku. Rambutnya yang indah itu menghampar bebas, dan langsung ku belai.
“Son.., makasih ya..sayangg.., kamu udah kasih kepuasan sama Tante yang sudah lama Tante belum dapetin lagi...” katanya sambil mencium bibir ku dengan lembut.
“Yaa, Tante, Sony juga merasa enak..” Jawab ku.
“Tante suka deh sama kamu. Sony harus sering datang kesini yaa.. nanti minta kontak Sony, jadi kita bisa saling enak lagi setiap waktu Tante mau.. ya sayang..” Katanya.
“Okee, Tantee..” Jawab ku.
Lalu, kita pun berciuman kembali. Dan sejak saat itu aku menjadi simpanan tante girang seksi, Tante Juliet yang butuh kepuasan.

Posting Komentar untuk "Tante Girang Seksi Butuh Kepuasan"