Cerita Pengen - Cerita Seks - Geisha - ABG - Hot - Tante - Perkenalkan nama ku Redo, umur ku 23 tahun. Aku mempunyai tinggi badan badanku kurus tapi berotot dengan perawakan arab, indo dan cina.
Kisah ini berdasarkan pengalaman ku pribadi yang baru saja ku alami yakni bercinta dengan mama teman ku namanya tante Diah.
Tande Diah ini merupakan mama kandung dari teman baik ku yang bernama Eno. Aku kenal dengan Eno semenjak aku sekolah di Bandung. Rumah Eno terbilang besar yang hanya ditinggali oleh Eno sendiri. Disitu merupakan basecamp ku selama menimba ilmu di Bandung.
Sore itu, aku mampir ke rumah Eno untuk melepas lelah, karena mau balik ke kost rasanya malas sekali.
“No, aku bawa minuman nih kita mabuk yuks”.
“Gak dulu deh, mama ku baru aja datang dari Jakarta, mendingan kamu simpan saja minuman mu”.
“Oh…gitu ya, oke kalau gitu tak masukin dulu ke mobil ni minuman”.
Aku lantas bergegas menuju parkiran mobil ku untuk menyimpan botol minuman yang ku bawa.
Sore itu, aku mampir ke rumah Eno untuk melepas lelah, karena mau balik ke kost rasanya malas sekali.
“No, aku bawa minuman nih kita mabuk yuks”.
“Gak dulu deh, mama ku baru aja datang dari Jakarta, mendingan kamu simpan saja minuman mu”.
“Oh…gitu ya, oke kalau gitu tak masukin dulu ke mobil ni minuman”.
Aku lantas bergegas menuju parkiran mobil ku untuk menyimpan botol minuman yang ku bawa.
Baru saja mau kembali masuk tiba-tiba ada suara yang menghentikan langkah ku, saat ku lihat ternyata mamanya Eno. Mata ku terbelalak ketika melihat wajah dan tubuh tante Diah yang masih terlihat muda. Dia lalu bertanya padaku,
“Kamu siapa, temannya Eno?” tanya mama Eno.
“Iya tante, perkenalkan nama saya Redo, saya teman kuliah Eno” kata ku sambil menyodirkan tangan ku untuk bersalaman.
“Tante Diah” ucapnya sambil membalas salaman ku.
Lalu tante Diah mempersilahkan saya masuk menemui Eno.
Setelah kembali ke kostan entah mengapa pikiran ku masih membayangkan wajah cantik dan tubuh seksi tante Diah. Tubuh yang ramping dengan kaki panjang dan memiliki toket montok, begitulah kira-kira gambaran tante Diah. Tapi aku mencoba menepis bayangan itu karena dia mama dari teman baik ku.
Singkat cerita, aku sering ke rumah Eno untuk sekedar bermalas-malasan, meskipun mamanya ada di rumah itu tak menghalangi ku untuk tetap bermain ke rumah Eno. Lagian Tante Diah jarang di rumah, entah itu dia berbelanja atau berkunjung ke rekan-rekannya. Kalau pulang pasti larut malam.
Siang itu aku dan Eno mengerjakan tugas kuliah di rumah Eno. Kami berdua mengerjakan secara bergantian, kalau aku yang mengerjakan Eno istirahat begitu sebaliknya. Kebetulan yang mengerjakan pertama yaitu Eno jadi aku bisa tidur sejenak sampai giliran ku mengerjakan tugas tiba.
“Bangun Do, giliran mu nih, tugas ku udah kelar” teriak Eno.
Setelah kembali ke kostan entah mengapa pikiran ku masih membayangkan wajah cantik dan tubuh seksi tante Diah. Tubuh yang ramping dengan kaki panjang dan memiliki toket montok, begitulah kira-kira gambaran tante Diah. Tapi aku mencoba menepis bayangan itu karena dia mama dari teman baik ku.
Singkat cerita, aku sering ke rumah Eno untuk sekedar bermalas-malasan, meskipun mamanya ada di rumah itu tak menghalangi ku untuk tetap bermain ke rumah Eno. Lagian Tante Diah jarang di rumah, entah itu dia berbelanja atau berkunjung ke rekan-rekannya. Kalau pulang pasti larut malam.
Siang itu aku dan Eno mengerjakan tugas kuliah di rumah Eno. Kami berdua mengerjakan secara bergantian, kalau aku yang mengerjakan Eno istirahat begitu sebaliknya. Kebetulan yang mengerjakan pertama yaitu Eno jadi aku bisa tidur sejenak sampai giliran ku mengerjakan tugas tiba.
“Bangun Do, giliran mu nih, tugas ku udah kelar” teriak Eno.
Aku yang tidur kemudian terbangun dan mencoba bangkit untuk melakukan kewajiban ku.
“Iya iya, hadoh rasanya barusan aja aku tidur, mana laper lagi…huft….” Kata ku menggerutu.
“Ya udah makan dulu aja sana, tuh tadi mama ku pulang beli makanan ditaruh di meja makan. Aku mau tidur dulu ngantuk banget aku” kata Eno sambil memeluk guling dan tak berapa lama matanya sudah terpejam.
“Baiklah aku makan dulu ya, kamu mau dibawakan gak nanti aku balik lagi ke kamar?” tanya ku pada Eno.
Tapi Eno tak menjawabnya pertanda dia sudah tertidur lelap. Perut ku yang sudah lapar membuat ku bergegas menuju meja makan. Ku lihat di meja sudah tersedia 3 piring, mungkin saja untuk aku, Eno dan tante Diah. Baru saja aku duduk, tiba-tiba terdengar suara tante Diah berteriak dari kamar.
“Eno makannya bareng sama mama ya”, katanya sambil melangkah menuju meja makan.
“Ya udah makan dulu aja sana, tuh tadi mama ku pulang beli makanan ditaruh di meja makan. Aku mau tidur dulu ngantuk banget aku” kata Eno sambil memeluk guling dan tak berapa lama matanya sudah terpejam.
“Baiklah aku makan dulu ya, kamu mau dibawakan gak nanti aku balik lagi ke kamar?” tanya ku pada Eno.
Tapi Eno tak menjawabnya pertanda dia sudah tertidur lelap. Perut ku yang sudah lapar membuat ku bergegas menuju meja makan. Ku lihat di meja sudah tersedia 3 piring, mungkin saja untuk aku, Eno dan tante Diah. Baru saja aku duduk, tiba-tiba terdengar suara tante Diah berteriak dari kamar.
“Eno makannya bareng sama mama ya”, katanya sambil melangkah menuju meja makan.
Karena yang di meja makan cuma ada aku tante Diah terus bertanya padaku,
“Ehh.. Kamu Redo, Eno mana?”, tanyanya agak kaget.
“Eno udah tidur tante, katanya capek habis ngerjain tugas kuliah”.
“Oya udah, kamu makan nemenin tante ya, biar si Eno tidur kasian dia”, katanya sambil menarik kursi yang ada di depan ku.
“Ehh.. Kamu Redo, Eno mana?”, tanyanya agak kaget.
“Eno udah tidur tante, katanya capek habis ngerjain tugas kuliah”.
“Oya udah, kamu makan nemenin tante ya, biar si Eno tidur kasian dia”, katanya sambil menarik kursi yang ada di depan ku.
Cerita Dewasa - Tante Diah mengenakan daster tipis berwarna putih yang mempertontonkan kemontokan toketnya, dan seketika itu juga kontol ku langsung tegak mengajung yang membuat ku agak risih.
Waktu makan kami berdua tak banyak ngomong, hanya ada beberapa pertanyaan dari tante yang bertanya tentang kuliah Eno. Tapi mata ku tak henti-hentinya memandangi toket tante Diah, ingin sekali rasanya aku menjilati puting tante Diah.
Waktu makan kami berdua tak banyak ngomong, hanya ada beberapa pertanyaan dari tante yang bertanya tentang kuliah Eno. Tapi mata ku tak henti-hentinya memandangi toket tante Diah, ingin sekali rasanya aku menjilati puting tante Diah.
Setelah selesai makan, tante Diah merapikan meja makan, dia menyuruh ku untuk tetap duduk ditempat untuk mencicipi pudding bikinannya. Aku merasa senang sekali karena bisa melihat toket tante Diah lebih lama.
“Redo, tante minta tolong donk” katanya, yang menyadarkan ku dari lamunan. Lantas aku menghampirinya yang berada di dapur.
“Iya tante ada apa?” jawab ku.
“Tolong Do, nih tangan tante tersangkut pas ambil cincin tante yang jatuh ke dalem saluran air” katanya sambil berusah mencabut tangannya yang menyangkut di dalam saluran air. Ku coba untuk menarik tangan tante nama belum berhasil.
“Agak kenceng donk Do nariknya biar bisa keluar tangan tante”.
“Kalau dari samping memang gak bisa kenceng tante, tapi kalau aku nariknya dari belakang tante bisa kenceng, gimana?”.
“Ya udah terserah darimana aja yang penting tangan tante bisa lepas” kata tante agak sedikit jengkel karena tangannya belum bisa keluar juga.
Aku lantas ambil posisi berdiri di belakang tante Diah, waaah pucuk di cinta ulam pun tiba kata ku dalam hati.
“Aku tarik nih ya tante” kata ku memberi aba-aba. Tante Diah hanya mengangguk. Ku rapatkan tubuh ku di belakang tubuh tante Diah, kedua tangan ku memegang tangannya yang masuk ke dalam saluran air siap untuk menariknya. Dan ternyata kontol ku yang menempel pada bokong berubah menjadi tegang.
“Siap tante …1…2…3” kedua tangan ku menarik kencang tangannya dan kaki ku yang satu bertumpu pada tembok yang ada di belakang ku. Dan lantas “Gubraak” akhirnya tangannya berhasil keluar dari dalam selokan air, tubuh kami terjatuh dengan posisi badan tante Diah menindih ku.
“Aduuuh, sakitttt banget Do..” katanya sambil mencoba berdiri dan mengelus-elus tanganya. Sedangkan aku masih terbaring di lantai.
“Makasih banget ya Do, maaf jadi merepotkan mu, sampai jatuh segala” katanya manja.
Lalu aku berdiri dan segera menutupi celana ku yang basah karena basahnya tepat pada kontol ku yang sedang tegang.
“Gakpapa kok tante, seneng bisa bantu tante” kataku berbasa-basi.
“Redo, tante minta tolong donk” katanya, yang menyadarkan ku dari lamunan. Lantas aku menghampirinya yang berada di dapur.
“Iya tante ada apa?” jawab ku.
“Tolong Do, nih tangan tante tersangkut pas ambil cincin tante yang jatuh ke dalem saluran air” katanya sambil berusah mencabut tangannya yang menyangkut di dalam saluran air. Ku coba untuk menarik tangan tante nama belum berhasil.
“Agak kenceng donk Do nariknya biar bisa keluar tangan tante”.
“Kalau dari samping memang gak bisa kenceng tante, tapi kalau aku nariknya dari belakang tante bisa kenceng, gimana?”.
“Ya udah terserah darimana aja yang penting tangan tante bisa lepas” kata tante agak sedikit jengkel karena tangannya belum bisa keluar juga.
Aku lantas ambil posisi berdiri di belakang tante Diah, waaah pucuk di cinta ulam pun tiba kata ku dalam hati.
“Aku tarik nih ya tante” kata ku memberi aba-aba. Tante Diah hanya mengangguk. Ku rapatkan tubuh ku di belakang tubuh tante Diah, kedua tangan ku memegang tangannya yang masuk ke dalam saluran air siap untuk menariknya. Dan ternyata kontol ku yang menempel pada bokong berubah menjadi tegang.
“Siap tante …1…2…3” kedua tangan ku menarik kencang tangannya dan kaki ku yang satu bertumpu pada tembok yang ada di belakang ku. Dan lantas “Gubraak” akhirnya tangannya berhasil keluar dari dalam selokan air, tubuh kami terjatuh dengan posisi badan tante Diah menindih ku.
“Aduuuh, sakitttt banget Do..” katanya sambil mencoba berdiri dan mengelus-elus tanganya. Sedangkan aku masih terbaring di lantai.
“Makasih banget ya Do, maaf jadi merepotkan mu, sampai jatuh segala” katanya manja.
Lalu aku berdiri dan segera menutupi celana ku yang basah karena basahnya tepat pada kontol ku yang sedang tegang.
“Gakpapa kok tante, seneng bisa bantu tante” kataku berbasa-basi.
Ku lihat mata tante Diah mulai melihat kearah celana ku yang basah, tapi lalu berpaling lagi.
“Maaf tante, Redo permisi dulu ya mau ganti celana dulu karena nanti mau ngerjain tugas lagi”.
“Ya udah sana masuk ke kamar Eno, biar nanti tante bawain puddingnya ke sana sekalian kasih ke Eno juga pudingnya…sekali lagi makasih ya Do…”.
Setelah berganti celana aku segera melanjutkan mengerjakan tugas kuliah ku lagi. Tapi pikiran ku masih membayangkan kejadian tadi ketika kontol ku yang sedang tegang menempel di bokong tante Diah.
“Ya udah sana masuk ke kamar Eno, biar nanti tante bawain puddingnya ke sana sekalian kasih ke Eno juga pudingnya…sekali lagi makasih ya Do…”.
Setelah berganti celana aku segera melanjutkan mengerjakan tugas kuliah ku lagi. Tapi pikiran ku masih membayangkan kejadian tadi ketika kontol ku yang sedang tegang menempel di bokong tante Diah.
Tak berapa lama tante Diah yang masih mengenakan daster tipis masuk ke kamar Eno dan membawa pudding untuk ku dan juga untuk Eno.
Lalu ku mencoba untuk membangunkan Eno tetapi tak berhasil. Tidurnya benar-benar sangat lelap. Mengetahui Eno tak mau bangun tante Diah tak lantas pergi, dia malah duduk di karpet samping kasur, dia sibuk bermain Hp dan mengajak ku ngobrol ngalor ngidul yang juga duduk di karpet yang sedang mengerjakan tugas kuliah. Dan tiba-tiba tante Diah tertawa geli sambil berkata pelan pada ku,
“Ih Redo, kontol mu berdiri ya?hahahaa…”.
Aku yang mendengar itu sontak saja jadi kaget, ternyata tante Diah memperhatikan kontol ku yang sedang berdiri.
“Aduh tante maaf, ni burung memang gak bisa nahan kalau lihat wanita cantik dan seksi seperti tante ini” kata ku pelan dengan nada bercanda.
“Ah, kamu bisa aja deh Do” jawabnya sambil mencubit paha ku.
“Iya bener tante, tante memang cantik dan seksi” balas ku lagi dengan nada merayu.
“Kamu ini temannya lagi tidur malah menggoda mamanya,,,xixixixi” katanya sambil berdiri dan berjalan menuju toilet kamar Eno.
Seperti mendapat lampu hijau, aku merasa birahi ku tak bisa terbendung lagi. Ingin sekali aku merasakan kehangatan tubuh dari mamanya teman ku ini. Segera ku susul tante Diah ke kamar mandi yang pintunya tak di tutup. Ku lihat tante Diah sedang berdiri di depan kaca. Tanpa menunggu lama-lama langsung saja ku dekap dia dari belakang, tangan kanan ku meremas toketnya yang indah yang sejak dari tadi ingin ku cicipi.
Karena sudah terlalu nafsu, aku sudah tak peduli dengan kamar mandi yang tak tertutup dan ada seorang teman baik ku yang tengah tertidur. Tante Diah tak memberikan perlawanan apapun mungkin dia menikmati setiap rabaan ku.
“Sssthhh…aahhh…awas lho kalau Eno bangun…” desahnya sambil tubuhnya menggelinjang di depan kaca dan menggesek-gesekan bokongnya dengan kontol ku yang sudah menegang sempurna.
Tangan ku terus memilin-milin putingnya dari belakang, tante Diah benar-benar sangat bernafsu, dia terus-terusan mendesah menahan nikmat. Tiba-tiba terdengar suara Eno yang terbangun dari tidurnya,
“Woii Do, berisk amat sih, ganggu tidur ku aja, buruan keluar aku mau BAB nih”.
“Iya tunggu sebentar aku baru mau mandi” jawab ku sambil menyalakan shower.
Ku lepaskan daster tante Diah beserta BH dan Cdnya sekalian, tante Diah hanya diam pasrah. Ku jilati putingnya dengan ganas, tante Diah menggeliat sambil tangannya mengelus-elus kontol ku yang masih terbungkus celana boxer.
“Ih Redo, kontol mu berdiri ya?hahahaa…”.
Aku yang mendengar itu sontak saja jadi kaget, ternyata tante Diah memperhatikan kontol ku yang sedang berdiri.
“Aduh tante maaf, ni burung memang gak bisa nahan kalau lihat wanita cantik dan seksi seperti tante ini” kata ku pelan dengan nada bercanda.
“Ah, kamu bisa aja deh Do” jawabnya sambil mencubit paha ku.
“Iya bener tante, tante memang cantik dan seksi” balas ku lagi dengan nada merayu.
“Kamu ini temannya lagi tidur malah menggoda mamanya,,,xixixixi” katanya sambil berdiri dan berjalan menuju toilet kamar Eno.
Seperti mendapat lampu hijau, aku merasa birahi ku tak bisa terbendung lagi. Ingin sekali aku merasakan kehangatan tubuh dari mamanya teman ku ini. Segera ku susul tante Diah ke kamar mandi yang pintunya tak di tutup. Ku lihat tante Diah sedang berdiri di depan kaca. Tanpa menunggu lama-lama langsung saja ku dekap dia dari belakang, tangan kanan ku meremas toketnya yang indah yang sejak dari tadi ingin ku cicipi.
Karena sudah terlalu nafsu, aku sudah tak peduli dengan kamar mandi yang tak tertutup dan ada seorang teman baik ku yang tengah tertidur. Tante Diah tak memberikan perlawanan apapun mungkin dia menikmati setiap rabaan ku.
“Sssthhh…aahhh…awas lho kalau Eno bangun…” desahnya sambil tubuhnya menggelinjang di depan kaca dan menggesek-gesekan bokongnya dengan kontol ku yang sudah menegang sempurna.
Tangan ku terus memilin-milin putingnya dari belakang, tante Diah benar-benar sangat bernafsu, dia terus-terusan mendesah menahan nikmat. Tiba-tiba terdengar suara Eno yang terbangun dari tidurnya,
“Woii Do, berisk amat sih, ganggu tidur ku aja, buruan keluar aku mau BAB nih”.
“Iya tunggu sebentar aku baru mau mandi” jawab ku sambil menyalakan shower.
Ku lepaskan daster tante Diah beserta BH dan Cdnya sekalian, tante Diah hanya diam pasrah. Ku jilati putingnya dengan ganas, tante Diah menggeliat sambil tangannya mengelus-elus kontol ku yang masih terbungkus celana boxer.
Aku merasa seperti di setrum saat tangannya meremas kontol ku dengan kerasnya. Ku balikkan badan tante mengarah ke tembok kamar mandi, lalu dengan segera ku lepas celana boxer ku dan CD-ku, dan tanpa menunggu aba-aba lagi, langsung ku sodok memek tante Diah dari belakang.
Ku genjot memeknya dengan kerasnya tante Diah menjerit pelan,
“Auuhh…terus Redo…”.
“Auuhh…terus Redo…”.
Ku raba toketnya yang mengantung indah yang ikut bergoyang karena sodokan kontol ku di memeknya. Kontol ku serasa dijepit oleh memek tante Diah.
Selang beberapa menit Eno mengetuk pintu kamar mandi yang sudah ku tutup ketika ku dengar suara Eno ketika bangun tadi.
“Redo, buruan donk aku sudah kebelet nih” katanya sambil mengetuk pintu kamar mandi.
“Iya bentar baru pakai sabun nih” kata ku sambil terus menggenjot memek tante Diah. Eno tak tahu kalau aku sedang menikmati gaya doggy style bersama mamanya.
“Ya udah aku ke kamar mandi lain saja” jawab Eno setengah kesal.
“Iya bentar baru pakai sabun nih” kata ku sambil terus menggenjot memek tante Diah. Eno tak tahu kalau aku sedang menikmati gaya doggy style bersama mamanya.
“Ya udah aku ke kamar mandi lain saja” jawab Eno setengah kesal.
Aku pun melanjutkan kembali menyodok memek tante Diah dengan liarnya.
Tak berapa lama tubuh tante Diah mengejang pertanda dia mau keluar,
“Ayo Do sodok lebih cepat lagi tante mau…aaaahhhhhh….enak sayank….”.
Selang beberapa menit aku pun telah mencapai klimaks ku. Ku semprotkan seluruh sperma ku ke dalam memek tante Diah.
Kami berdua lantas mandi bareng. Selesai mandi aku keluar kamar mandi duluan dan memastikan kalau Eno belum kembali ke kamar. Setelah ku pastikan aman tante Diah keluar dan langsung kembali ke kamarnya sendiri.
“Ayo Do sodok lebih cepat lagi tante mau…aaaahhhhhh….enak sayank….”.
Selang beberapa menit aku pun telah mencapai klimaks ku. Ku semprotkan seluruh sperma ku ke dalam memek tante Diah.
Kami berdua lantas mandi bareng. Selesai mandi aku keluar kamar mandi duluan dan memastikan kalau Eno belum kembali ke kamar. Setelah ku pastikan aman tante Diah keluar dan langsung kembali ke kamarnya sendiri.
Benar-Benar pengalaman yang tak bisa ku lupakan seumur hidup ku, ngentot mama teman ku yang cantik dan seksi.


Posting Komentar untuk "Cerita Pengen Sex Dengan Mama Teman Ibu Ku"